Kamis, 21 Mei 2009

Duka Situ Gintung (sharing)

Sekedar berbagi pengalaman,

Hari itu,Ciputat, Jum’at 27 Maret 2009.., pukul 05.00 WIB… kira-kira selesai sholat subuh, tiba-tiba dari lantai atas (lantai 5) terdengar teriakan “Asramaa… asrama.. bangun, ada banjir…, Banguuun.. bangunn..!!”, awalnya saya bingung, banjir darimana? Kayaknya hujan udah berhenti dari kemarin sore, masa banjirnya baru sekarang??, ah.mungkin cuma gurauan, siapa tau ada yang ulang tahun, terus mau bikin heboh satu asrama.. ^_^v

Nah, akhirnya teriakan itu tidak saya pedulikan, saya langsung ambil handuk terus mandi. Setelah mandi, saya bingung liat koq temen-temen pada sibuk ngumpulin baju2 bekas/ baju2 layak pakai,katanya buat disumbangin ke korban banjir.Nah lo?..., Tiba-tiba salah seorang teman sekamarku bilang “Pit, ikut yuk, kita liat banjir, katanya banjirnya parah, akhirnya saya pun langsung siap2 dan ikut teman-teman ke lokasi banjir. Ketika baru sampai di lantai 2 asrama, tiba2 “Pit, bantuin ambil obat2an di ruang CSL pit, buat dibawa ke lokasi bencana..!!”. Waduh, separah apa sih banjirnya??. Tanpa pikir panjang saya dan temen2 lainnya langsung membobol 6 ruang CSL (Clinical Skil Lab) dan mengambil kassa, betadine, plester, selimut, tensi, stetoskop dll, tentunya atas perintah dokter.

Dengan berjalan kaki 100 m sambil bawa alat2 medis,Akhirnya kami sampai di fakultas hukum tempat para korban banjir dievakuasi pertama kali, jujur, saya tidak sempat memperhatikan keadaan sekeliling karena lokasi penuh orang yang melihat banjir besar akbat jebolnya danau/tanggul situ gintung itu, danau tempat saya dan teman2 biasa lari pagi kalo hari libur, danau yang indah tempat kami melepas penat setelah kuliah. Sampai di fak.hukum saya kaget bukan main karena sudah ada 4 mayat terbujur kaku, salah satunya anak-anak. Innalillah.., astaghfirullah ya Allah, bagaimana mungkin pemandangan ini terjadi di depan mataku begitu saja…?, ku lihat temanku yang lain berusaha memberi nafas buatan, cek nadi berharap masih ada nafas kehidupan di dalamnya dll, aku pun langsung masuk ke ruangan di mana masih ada korban yang luka-luka. Setelah memberi pertolongan ala kadarnya, saya dan teman-teman yang lain berinisiatif untuk memindahkan mereka ke posko (dadakan) di gedung kelas fakultas kedokteran. Setelah semuanya move ke gedung fk, saya dan beberapa teman yang lainnya juga kembali ke gedung fk untuk memantau para korban di sana.Sementara teman2 yg lain ada yang masih berjaga2 di fak.hukum, bahkan ada yang ikut merujuk salah satu korban ibu hamil ke rs. Fatmawati.

Keadaan di posko fk pun gawat, saya heran separah apa sih banjirnya…? , tambah siang koq korbannya semakin banyak, kami hampir kewalahan, beberapa teman2 mencoba menghubungi dokter2 untuk memohon bantuan, tapi ternyata jalan ke lokasi kampus kami macet total. Akhirnya kita pun hanya bisa berusaha semaksimal mungkin, korban2 terus berdatangan, ada yang kakinya patah harus di gips,ada yang luka memar2 ,tusuk, robek, gara2 menyelamatkan diri terus nyangkut di pohon, ada juga ibu2 yang sekarat gara2 sesak nafas akibat terlalu banyak menelan lumpur, sehingga harus diberi oksigen segera, parahnya tidak ada seorang pun dari kami yang bisa mengoperasikan tabung oksigen, akhirnya ibu itu pun meninggal di dunia. Sungguh rasanya kami ingin menangis, tak kuat melihat pemandangan2 di mana nyawa2 korban berada dalam genggamanNya. Sungguh, kami tak kuat melihat mereka berusaha mempertahankan nafas-nafas yang masih tersisa, wajah-wajah sedih dan trauma hebat karena kehilangan angota keluarga. Akhirnya ketika dokter2 sudah berdatangan dan keadaan sudah mulai stabil. Saya dan beberapa teman berinisiatif untuk meninjau lokasi banjir.

Ketika sampai di lokasi, sekali lagi saya kaget, shock melihat daerah pemukiman warga hancur diterjang air bah, tidak ada yang tersisa, hancur semuanya. Tempat saya biasa fotocopy pun hancur beserta alat2nya.TK labschool pun runtuh, rata dengan tanah,2 bus Muhammadiyah terbalik di depan koperasi, kemudian Fakultas Agama Islam juga tidak luput dari bencana dahsyat itu, gedung rektorat dan perpustakaan Fak. Agama Islam habis disapu air bah. Sungguh, melihatnya membuat lututku lemas. Hanya dalam hitungan detik ya Rabb, kau tunjukkan murkaMu yang mampu membuat setiap nyawa bertasbih berulang-ulang menyebut asmaMu, bersyukur atas kesempatan yang masih diberikan untuk bertaubat. Jika saja ya Rabb, jika saja kau naikkan volume air bah itu beberapa meter saja, aku yakin asrama fak.kedokteran di mana ada sekitar 270 mahasiswa yang tinggal di dalamnya… astagfirullah, bahkan untuk membayangkannya saja aku tak sanggup. Sungguh, sebuah teguran yang amat dahsyat bagi siapapun yang melihatnya. Tidak ada peringatan, tidak ada pemberitahuan sebelumnya.Semuanya terjadi begitu saja, dalam hitungan detik, tidak sampai satu menit mampu menyapu habis kawasan pemukiman warga kampung poncol, UMJ, dan beberapa perumahan elit pun tidak luput disapu air bah. Semoga bisa menjadi renungan buat kita semua.



Senin, 11 Mei 2009

Catatan kecil untukMu ya Rabb..

Ya Allah...

Hamba ingin ikhlas bila berjalan dengan penuh duri dan cobaan...
Karena hidup ini tak selalu bahagia,
Mudahkanlah hamba untuk sedekahkan satu senyuman
Meskipun hati ini tak lagi mampu bertahan

Ajari hamba ya Rabb..
Ajari diri yang hina ini arti "memaafkan" walau hamba terluka...,
Izinkan diri ini hidup dalam iman walau hari - hariku dipenuhi dugaan,

Ya Allah, gantikanlah kepedihan ini dengan kesenangan, jadikan kesedihan itu awal kebahagiaan, dan sirnakan rasa takut ini menjadi rasa tenteram.
Ya Allah, dinginkan panasnya kalbu dengan salju keyakinan dan padamkan bara jiwa dengan air keimanan.
Wahai Rabb, anugerahkan pada mata yang tak dapat terpejam ini rasa kantuk Mu yang mententeramkan, tuangkan dalam jiwa yang bergejolak ini kedamaian, dan ganjarlah dengan kemengan yang nyata.
Wahai Rabb, tunjukkanlah pandangan yang kebingungan ini pada cahaya Mu, bimbinglah sesatnya perjalanan ini kearah jalan Mu yang lurus dan tuntunlah orang-orang yang menyimpang dari jalan Mu merapat kehidayah Mu!
Ya Allah, sirnakan keraguan terhadap fajar yang pasti datang dan memancar terang, dan hancurkan perasaan yang jahat dengan secercah sinar kebenaran. Hempaskan semua tipu daya syaitan dengan bantuan bala tentara Mu.
Ya Allah, sirnakan dari kami rasa sedih dan duka, dan usirlah kegundahan dari jiwa kami semua.
Kami berlindung kepada Mu dari setiap rasa takut yang datang, hanya kepada Mu kami bersandar dan bertawakal, hanya kepada Mu kami memohon, dan hanya dari Mu lah semua pertolongan. Cukuplah Engkau sebagai pelindung kami, karena Engkaulah sebaik-baik pelindung dan penolong.

Amiiin...



Senin, 04 Mei 2009

Jiwa-jiwa Barzakh


Merekalah jiwa-jiwa Barzakh
Malam gelap……
Malam sunyi……
Malam senyap……

Dalam kesendirian malam, keramaian padang ilalang, jiwa barzakh melangkah melewati gundukan-gundukan tanah membujur teratur. TANAH PEKUBURAN…….

Disebuah gundukan yang bertuliskan namanya, jiwa barzakh itu berhenti, menunduk dan sejurus kemudian berdo’a diiringi isak tangis halilintar, gemetar.

Tangannya meraih skup yang sudah tergeletak sejak tadi dipinggir kubur, dan mulailah menggali.
Lima menit berlalu, dan menganga lubang kecil yang memang sudah biasa dibuka. Sekelilingnya disemen rapi. Jiwa barzakh masuk kedalamnya, menutup pintu atasnya, dan mulailah ia merenung.

“Inilah rumahku sesungguhnya. Rumah abadi, rumah kesendirian, rumah kegelapan”. G E L A P.

Jiwa barzakh mendudukkan tubuhnya, bersila. Sekelebat bayangan hadits nabi mulai memenuhi memorinya. “Wakafaa bil mauti waaidzo” dan cukuplah kematian menjadi nasihat.

Tangisan mulai mendera. Air mata mulai menghiasi wajahnya. Guncangan kembali terasa.

“Siapakah engkau?’ tanya jiwa barzakh.
“Aku adalah utusan ALLAH, yang akan mencabut nyawamu. Telah habis masamu di dunia”
“Tidak, tidak, aku belum siap !!!”
“ALLAH telah memberimu waktu untuk beramal. Telah datang peringatan kepadamu tentang usiamu yang hampir usai, tidak ada lagi kesempatan buatmu !!!”
“Tidak,…..tidak…..”
Ditariknya jiwa dari ubun-ubun.
“Sakit……sakiiiiiiit……toloo
ooong”
Meronta, ditarik, jiwa barzakh melawan, ditarik lagi,
“Tidaaaaaaaaaaak”
ditarik lagi
“Tidaaaaaaaaaaak”
ditarik lagi,
“Tidaaaaaaaaaaak…………
“Tidaaaaaaaaaaak…………
Aaaaaaaaaaaaaaa………….
Jiwa-jiwa barzakh itu menangis, dalam kubur, sunyi, sepi…

Merekalah jiwa-jiwa barzakh
Kubur gelap…..
Kubur sunyi…..
Kubur senyap…

Jiwa itu dibungkus dalam kain kafan yang hitam, basi baunya, bau menyebar kebusukan.
Dibawa naik keatas langit
Tidak bertemu dengan malaikat penjaga langit, kecuali ditanya,
“Jiwa siapakah yang bau busuk ini?”
“Jiwa fulan bin fulan” disebutkan nama jiwa barzakh dengan sebutan yang amat menyeramkan, menggetarkan, menggelegar.
Kembali jiwa barzakh menangis.
Lalu malaikat pembawa sampai dipintu langit, minta dibukakan pintunya.

Pintu langit tidak terbuka, malah terdengar jawaban. “Laa tufattahu lahum abwaabussamaa’iWalaa yadkhulunal jannata hatta yalijal jamalu fii sammil khiyaath”
“Bagi mereka-mereka yang ingkar kepada ALLAH, tidak akan pernah dibukakan pintu langit dan tidak akan pernah masuk kedalam syurga, sampai unta masuk kedalam lubang jarum”.

Terdengar suara

“Dusta hamba Ku, catatkan namanya dalam kitab sijjin, daftarkan ia dineraka jahannam”. Lalu jiwa itu dicampakkan kembali kedunia, dilempar masuk dalam alam kubur. Jiwa barzakh melolong.
“Oh ya ALLAH, ampuni dosa hamba Mu. Kutahu kehidupan didunia hanyalah sebentar. Dan aku akan menghadap kepada Mu, kembali ketempat tujuanku. Kehidupan hari akhir yang penuh dengan kegamangan, kebingungan dan ketakutan orang-orang yang ingkar. Hamba sadar, hamba sadar, hamba sadar……..ALLAH.

Merekalah jiwa-jiwa barzakh
Alam gelap…..
Alam sunyi…..
Alam senyap…

Datang dua orang malaikat
“SIAPA TUHAN MU?” gemetar tanya mereka.
“Aku…aku…aku…tidak tahuuuuu………….”
Ya ALLAH, kenapa lidah ini begitu kelu menyebut asma Mu, kenapa lisan ini begitu kaku. Sungguh, aku telah menghafalnya di dunia, telah kuulang puluhan, ratusan, ribuan ,milyaran kali…… tapi kenapa ya ALLAH,
Apakah kurang khusyu shalatku?,
Apakah kurang panjang do’a ku?,
Apakah kurang basah lisanku?,
Apakah kurang cintaku, dan kurusak dengan cinta-cinta lain selain Mu? Oh….ALLAH.
“Aku…aa….aku tidak tahuuuuuuu…….
“Rasakan siksanya!!!”
Gada, palu, dan rantai menghampiri tubuhnya,
H A N C U R,
Darah berceceran,
Sakit, menjerit, aaaaa….
Dibarukan lagi, dihancurkan lagi,
Darah mengalir, sakit, menjerit, aaaaaaaaa, dibarukan lagi.

“SIAPA NABI MU?” gelegar tanya mereka.
“Aku,…aku…aku…tidak tahuuuuu…..”
Ya habibi, ya Muhammad, kenapa lidah ini begitu kelu menyebutmu, kenapa aku sulit menjawab pertanyaan ini, kenapa? Sungguh telah kuikuti langkahmu, mengajak manusia, berda’wah dengan sungguh-sungguh kepada mereka, mengajak mereka mengenal ALLAH dan engkau. Sungguh telah kuamalkan semua sunahmu. Kujauhi semua laranganmu. Telah kurindu engkau dalam hatiku, bersemayam engkau dalam lubuk batinku.
Apakah kurang ikhlas da’wahku?
Apakah kurang pengorbananku dalam da’wah ini?
Apakah ia diiringi dengan riya’, dan mengharapkan pamrih manusia? Oh, Muhammad.
“Aku….aku…aku tidak tahuuuuu….”
“Rasakan siksanya!!!”

“APA KITAB MU?” gelegar petir tanya mereka.
“Aku..aku….aku… tidak tahuuuuu…..”
Ya hudaaan, ya Qur’an, kenapa lagi lidahku? Kenapa namamu tak mampu kusebut dan kujawab pertanyaan ini, agar selesai sudah semua penderitaan?
Telah kubaca engkau, dihari-hari sibukku, penghias batinku ditengah-tengah kehidupan yang penuh coreng moreng nista, dosa dan maksiat. Telah kuhafal engkau sebagai teman malamku. Saat orang lain terlelap, kulantunkan kalimatmu yang indah, dan menangis daku. Mana air mataku, ia telah menjadi saksi bahwa aku pernah menangis didunia karena membacamu. Telah kubela engkau, saat manusia bodoh menghina dan menginjak-injak isi kandunganmu.
Apakah kurang suci lisanku?
Apakah kurang baik tajwidku?
Apakah kupermainkan engkau, karena kutahu isinya namun tak mengamalkan?Oh….Qur’an , “aku….aku….aku tidak tahuuu…….”
“Rasakan siksanya!!!!”

“DI MANA KIBLATMU?” tanya mereka
“Oh……oh….oh aku tidak tahuuuu….”
Ya Ka’bah mukarromah, kenapakah lidahku? Kenapa engkau tak mampu kusebut dan kujawab pertanyaan ini agar ringan penderitaanku? Sungguh, telah kuhadapkan wajahku mengarah kepadamu, puluhan kali dalam sehari. Kutambah amalan yang wajib dengan shalat-shalat sunnah. Telah kuraba engkau, sesampainya dirumahmu bersama jutaan manusia lain yang melaksanakan haji. Telah sering kubincangkan engkau dalam seruan mengajak manusia untuk membangun masjid agar bertambah banyak yang mengarahkan wajahnya padamu.
Apakah kurang bermakna shalatku?
Apakah kurang lantunan takbirku?
Apakah kukhianati engkau, karena ada kiblat lain dalam kehidupanku? Oh….Ka’bah mukarromah.
“aku…aku…akutidak tahuuuu……”
“Rasakan siksanya!!!”
Gada, palu dan rantai menghampiri tubuhnya, HANCUR, Darah berceceran, sakit, menjerit,aaaa……
Dibarukan lagi,
Dihancurkan lagi, Darah mengalir, sakit, menjerit, aaaaa, dibarukan lagi.
Jiwa-jiwa barzakh menangis, pilu menyayat hati. Mengguncang keras bagai pipit, menghias dinding-dinding kubur yang sempit, menghimpit.

Merekalah jiwa-jiwa barzakh…

Seluruh tubuhnya basah dengan air mata.Kristal-kristal putih berloncatan dari matanya yang sendu kuyu. Linangannya menggenang jatuh kedasar kubur buatan yang sengaja dikarya jiwa berzakh untuk selalu mengingatkannya pada rumah abadi.
Ditempat inilah, jiwa berzakh mengadukan keluh kesahnya kepada ALLAH, zat yang menciptakan mereka tentang kelemahan dirinya. Mereka, jiwa-jiwa berzakh itu selalu merasa tak sempurna walau telah berusaha memenuhi tugasnya didunia. Mereka siapkan hidupnya untuk menjawab pertanyaan sulit, hasil evaluasinya terhadap fungsi kehidupannya sebagai manusia.
Mereka, jiwa-jiwa berzakh itu sadar, mereka akan masuk kedalam kubur buatannya. Suatu hari nanti. Dan tak akan pernah membukanya kembali sampai saat ia dibangunkan dialam mahsyar. Ia tebar banyak saksi, kristal air mata disana, agar dapat membelanya, menunjukkan pada sang penanya, Munkar-Nakir, bahwa ia pernah menangis ditempat ini, mengingat kematian. Dan alam berzakh……
Malam ini, jiwa berzakh itu masih dapat membuka pintu kubur, untuk melanjutkan kehidupan. Entah sampai kapan waktunya……..

Merekalah jiwa-jiwa barzakh…..
Malam gelap, kubur gelap, langit gelap,
Hati terang seterang rembulan……………

-Aku Ingin MencintaiMu-



Tuhan betapa aku malu atas semua yang kau beri

Padahal diriku terlalu sering membuat Mu kecewa

Entah mungkin karena ku terlena sementara Engkau beri

aku kesempatan berulangkali agar aku kembali

Dalam fitrahku sebagai manusia untuk menghambakan Mu

Betapa tak ada apa-apanya aku dihadapan Mu

Aku ingin mencintai Mu setulusnya

Sebenar-benar aku cinta

Dalam doa dalam ucapan dalam setiap langkahku

Aku ingin mendekati Mu selamanya sehina apapun diriku

Kuberharap untuk bertemu dengan Mu yaa Rabbi

...... v^_^v...............


Adekku sayang,jilbabnya kenapa menyusut?
Apa gara2 keseringan dicuci y?
Ato karena dikeringin di mesin cuci?
Laen kali jilbab2nya dicuci pake detergen merk iman & ilmu ya dek,biar ga nyusut.Trus dikeringin di mesin istiqomah aja.
Kan sayang dek jilbabnya bagus tapi naek2 ke puncak gunung.
Lagian sayang juga mahal2 dapet kecil,mending milih yg gede.Hehe. .
Hayo. .
Ulurkan jilbabmu duhai adikku,
kau adalah permata penghias jiwa,
kau adalah belati penggores hati.

-persembahan cinta untuk semua ukhtiku-