Sekedar berbagi pengalaman,
Hari itu,Ciputat, Jum’at 27 Maret 2009.., pukul 05.00 WIB… kira-kira selesai sholat subuh, tiba-tiba dari lantai atas (lantai 5) terdengar teriakan “Asramaa… asrama.. bangun, ada banjir…, Banguuun.. bangunn..!!”, awalnya saya bingung, banjir darimana? Kayaknya hujan udah berhenti dari kemarin sore, masa banjirnya baru sekarang??, ah.mungkin cuma gurauan, siapa tau ada yang ulang tahun, terus mau bikin heboh satu asrama.. ^_^v
Nah, akhirnya teriakan itu tidak saya pedulikan, saya langsung ambil handuk terus mandi. Setelah mandi, saya bingung liat koq temen-temen pada sibuk ngumpulin baju2 bekas/ baju2 layak pakai,katanya buat disumbangin ke korban banjir.Nah lo?..., Tiba-tiba salah seorang teman sekamarku bilang “Pit, ikut yuk, kita liat banjir, katanya banjirnya parah, akhirnya saya pun langsung siap2 dan ikut teman-teman ke lokasi banjir. Ketika baru sampai di lantai 2 asrama, tiba2 “Pit, bantuin ambil obat2an di ruang CSL pit, buat dibawa ke lokasi bencana..!!”. Waduh, separah apa sih banjirnya??. Tanpa pikir panjang saya dan temen2 lainnya langsung membobol 6 ruang CSL (Clinical Skil Lab) dan mengambil kassa, betadine, plester, selimut, tensi, stetoskop dll, tentunya atas perintah dokter.
Dengan berjalan kaki 100 m sambil bawa alat2 medis,Akhirnya kami sampai di fakultas hukum tempat para korban banjir dievakuasi pertama kali, jujur, saya tidak sempat memperhatikan keadaan sekeliling karena lokasi penuh orang yang melihat banjir besar akbat jebolnya danau/tanggul situ gintung itu, danau tempat saya dan teman2 biasa lari pagi kalo hari libur, danau yang indah tempat kami melepas penat setelah kuliah. Sampai di fak.hukum saya kaget bukan main karena sudah ada 4 mayat terbujur kaku, salah satunya anak-anak. Innalillah.., astaghfirullah ya Allah, bagaimana mungkin pemandangan ini terjadi di depan mataku begitu saja…?, ku lihat temanku yang lain berusaha memberi nafas buatan, cek nadi berharap masih ada nafas kehidupan di dalamnya dll, aku pun langsung masuk ke ruangan di mana masih ada korban yang luka-luka. Setelah memberi pertolongan ala kadarnya, saya dan teman-teman yang lain berinisiatif untuk memindahkan mereka ke posko (dadakan) di gedung kelas fakultas kedokteran. Setelah semuanya move ke gedung fk, saya dan beberapa teman yang lainnya juga kembali ke gedung fk untuk memantau para korban di sana.Sementara teman2 yg lain ada yang masih berjaga2 di fak.hukum, bahkan ada yang ikut merujuk salah satu korban ibu hamil ke rs. Fatmawati.
Keadaan di posko fk pun gawat, saya heran separah apa sih banjirnya…? , tambah siang koq korbannya semakin banyak, kami hampir kewalahan, beberapa teman2 mencoba menghubungi dokter2 untuk memohon bantuan, tapi ternyata jalan ke lokasi kampus kami macet total. Akhirnya kita pun hanya bisa berusaha semaksimal mungkin, korban2 terus berdatangan, ada yang kakinya patah harus di gips,ada yang luka memar2 ,tusuk, robek, gara2 menyelamatkan diri terus nyangkut di pohon, ada juga ibu2 yang sekarat gara2 sesak nafas akibat terlalu banyak menelan lumpur, sehingga harus diberi oksigen segera, parahnya tidak ada seorang pun dari kami yang bisa mengoperasikan tabung oksigen, akhirnya ibu itu pun meninggal di dunia. Sungguh rasanya kami ingin menangis, tak kuat melihat pemandangan2 di mana nyawa2 korban berada dalam genggamanNya. Sungguh, kami tak kuat melihat mereka berusaha mempertahankan nafas-nafas yang masih tersisa, wajah-wajah sedih dan trauma hebat karena kehilangan angota keluarga. Akhirnya ketika dokter2 sudah berdatangan dan keadaan sudah mulai stabil. Saya dan beberapa teman berinisiatif untuk meninjau lokasi banjir.
Ketika sampai di lokasi, sekali lagi saya kaget, shock melihat daerah pemukiman warga hancur diterjang air bah, tidak ada yang tersisa, hancur semuanya. Tempat saya biasa fotocopy pun hancur beserta alat2nya.TK labschool pun runtuh, rata dengan tanah,2 bus Muhammadiyah terbalik di depan koperasi, kemudian Fakultas Agama Islam juga tidak luput dari bencana dahsyat itu, gedung rektorat dan perpustakaan Fak. Agama Islam habis disapu air bah. Sungguh, melihatnya membuat lututku lemas. Hanya dalam hitungan detik ya Rabb, kau tunjukkan murkaMu yang mampu membuat setiap nyawa bertasbih berulang-ulang menyebut asmaMu, bersyukur atas kesempatan yang masih diberikan untuk bertaubat. Jika saja ya Rabb, jika saja kau naikkan volume air bah itu beberapa meter saja, aku yakin asrama fak.kedokteran di mana ada sekitar 270 mahasiswa yang tinggal di dalamnya… astagfirullah, bahkan untuk membayangkannya saja aku tak sanggup. Sungguh, sebuah teguran yang amat dahsyat bagi siapapun yang melihatnya. Tidak ada peringatan, tidak ada pemberitahuan sebelumnya.Semuanya terjadi begitu saja, dalam hitungan detik, tidak sampai satu menit mampu menyapu habis kawasan pemukiman warga kampung poncol, UMJ, dan beberapa perumahan elit pun tidak luput disapu air bah. Semoga bisa menjadi renungan buat kita semua.
2 komentar:
emm dibalik semua bancana yg diturunkan oleh Allah apati ada hikmahnya..
wakt subuh adalah waktu yg baik untuk membuka mata..
rosulullah pernah berkta dalam hadistnya yang menerangkan bahwa waktu yg paling bagus untuk melakukan amal sholeh adalah pagi hari..
coba anda survey kira2 yg sholat subuh dimasjid ada yg meninggal tidak? insyaallah dan mus yakin tidka ada...
tp bencana situ gintung mari kita jadikan koreksi diri sebagaimana syair taufiq ismail.. mari kita memperdekat diri pada Allah dan berilah petunjuk kami ya Allah..
pengalaman yg mengharuka ya pit..
Masya Allah sung9uh pEnglaman yang luar biasa ...!!!
sEtelah membca arTikel km aku mEnjadi k9um dan salut akan kebesaran Allah swt...!
Posting Komentar